PERJALANAN KUBUR
Buah Karya
Sutardji Calzoum Bachri
luka ngucap
dalam badan
kau telah
membawaku ke atas bukit ke atas karang ke atas gunung
ke
bintang-bintang
lalat-lalat
menggali perigi dalam dagingku
untuk
kuburmu Alina
untuk
kuburmu Alina
aku menggali-gali
dalam diri
raja dalam
darah mengaliri sungai-sungai mengibarkan bendera hitam
menyeka
matahari membujuk bulan
teguk
tangismu Alina
sungai pergi
ke laut membawa kubur-kubur
laut pergi
ke awan membawa kubur-kubur
awan pergi
ke hujan membawa kubur-kubur
hujan pergi
ke akar ke pohon ke bunga-bunga
membawa
kuburmu Alina
Doa seorang serdadu sebelum berperang
Buah Karya
WS Rendra
Tuhan ku
wajah Mu membayang di kota terbakar
dan firman Mu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
anak menangis kehilangan bapak
tanah sepi kehilangan lelakinya
bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
waktu itu, Tuhan ku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku memasukkan sangkurku
malam dan wajahku adalah satu warna
dosa dan nafasku adalah satu udara
tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari biarpun bersama penyesalan
apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah ?
sementara kulihat kedua tangan Mu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianati Mu
Tuhan ku
erat-erat kugenggam senapanku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
wajah Mu membayang di kota terbakar
dan firman Mu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
anak menangis kehilangan bapak
tanah sepi kehilangan lelakinya
bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
waktu itu, Tuhan ku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku memasukkan sangkurku
malam dan wajahku adalah satu warna
dosa dan nafasku adalah satu udara
tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari biarpun bersama penyesalan
apa yang bisa diucapkan oleh bibirku yang terjajah ?
sementara kulihat kedua tangan Mu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianati Mu
Tuhan ku
erat-erat kugenggam senapanku
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar